|
|
MY SHARING - RENUNGAN DAN CERITA
Dalam keseharian hidup ini, saya berusaha
mencari kesederhanaan yang ditampilkan Tuhan
dalam sesama saya ataupun dalam segala setuatu
yang saya alami. Jatuh bangun, suka duka,
sering saya tuangkan dalam bentuk renungan
atau bacaan.
Tidak ada tujuan untuk memegahkan diri
karena
hanya DIA saja yang patut kita megahkan.
Semoga sharing dan renungan saya dapat
memberi
berkat bagi anda semua, seperti Ia
telah
memberkati saya.
Tuhan memberkati.
MY DIARY 1
September 04, 2001
Ah, tak terasa 1 hari telah berlalu. Hmm
jam 12.00 tepat sekarang. Saat santai setelah
melewati hari yang cukup melelahkan.Tanpa
sadar, 1 hari pula saya telah menikmati berkat
dan karunia Tuhan yang tercurah bagiku.
Masih kuingat tadi pagi, perasaan tak ingin ke kantor karena hujan yang begitu
deras, Masih teringat sekawanan orang orang chinese yg menanyakan jalan kepada saya,
dikirain saya orang singapore, masih ingat wajah cerah mereka ketika menemukan
tujuan mereka, ....ah masih ingat juga dinginnya ruangan kantor karena masih sepi.
Masih teringat tawa canda dan debatan teman kantor saya ketika berdiskusi
dengan atasan saya. Masih teringat pula sharing Romo Yohanes yang menguatkan kita akan cinta kasih
Allah. Ah, indah sekali rasanya jikalau saya bisa terus merasakan semuanya ini sebagai
suatu berkat dan karunia dari Tuhan. Tapi kadang kala saya malu dengan diri
saya sendiri, toh cuma 'Omdo' kata orang (baca: Omong Doang).
Buktinya, sedari pagi sampai sekarang mana ada ucapan syukur yang keluar dari
hatiku untuk berterima kasih atas semuanya itu.
Masih ku ingat pula kuatnya perasaan malas untuk ke kantor karena hujan, padahal Tuhan sudah berbaik hati memberi
saya pekerjaan, toh masih banyak saudaraku yang belum mempunyai pekerjaan. Atau suara ribut ribut
dari sekawanan orang chinese yang takut kesasar tadi pagi ? ah rasanya menyebalkan.. berisik kata hatiku.
Padahal Tuhan telah melayakkan saya untuk melayani mereka, toh masih banyak orang lain yang bisa membantu mereka,
tetapi Tuhan memilih saya. Atau kotbahnya Romo Yohanes yang kedengaran begitu panjang, padahal perut saya sudah
lapar sekali. Padahal masih banyak dari saudaraku yang rindu mencari akan firman dan sharing yang menguatkan, tapi Tuhan
memilih untuk memberikan itu kepada saya. Ah, lucu memang. Di satu sisi
saya bilang "Saya mengasihi sesamaku"... tetapi ada perasaan malas membantu dan mendengarkan
saudaraku yang lagi membutuhkan. Bilang "Saya mengasihi Tuhan" ... tetapi lupa akan keberadaan Tuhan
yang Dia tampilkan melalui sesama saya.
Bilang "Rindu akan firman yang hidup" ... tetapi lebih mementingkan perut daripada Tuhan yang hadir disana.
Masih teringat juga kata Romo " Katanya cinta Tuhan tapi kok ngga ada
waktu buat TUhan".... Iya, saya ingatnya cuma kalau lagi ada waktu ( istilah
trend ).Gimana yach kalau Tuhan hanya ingat kepada saya hanya kalau pada waktu santai saja.
Wah bisa kacau saya. Hmmm, Tuhan memang baik.
Tak bisa saya ingat lagi satu persatu kebaikannya itu .. ah terlalu banyak rasanya.
Dalam satu hari ini saja sudah begitu banyak kemurahannya.
Tak terasa 30 menit berlalu. Jam 12.30 sekarang.Music Instrumental dari Hillsongs
tetap mengalunkan lagu indah berjudul "Dwelling Places"...
" I love u, I love u, I love u" (3x) .. "And my heart will follow, Holy after You"...
Yach, seperti mazmur 27 : 4 (bacaan hari ini) ...
"Satu hal yang kuminta kepada Tuhan,itulah
yang kuingini; diam di rumah Tuhan seumur
hidupKu, menyaksikan kemurahan Tuhandan
menikmati baitNya ...."
Ya, semoga Tuhan mendengarnya.
Selamat malam, selamat datang hari
baru.
Yang ngantuk,
Kwang.
kembali ke awal
MY DIARY II
Ugh, capek sekali rasanya. Tapi senang juga kalau aku ingat tawa canda anggota cell group saya tadi. Puji Tuhan semua kami semua
masih merasakan indahnya kasih Tuhan dalam hidup kami semua.
Bishan !! Sudah waktunya pulang sekarang,kulihat jam hmm 22.35 wah pulang malam lagi nih.
Sesaat kemudian aku telah berada di dalam bisku yg bernomor 13. Kupilih tempat duduk tepat berhadapan dengan TV mobile, ah setidaknya
ada yang menemaniku malam ini (tv), walau disekelilingku ada beberapa orang yang kelihatannya sama capeknya dengan aku.
Eh, tak biasanya TV mobile itu masih aktif,biasanya setelah jam 22.30 sudah habis siarannya. Ah, beruntung kataku. Tertarik aku melihat
ke arah TV. Hmm acaranya cukup menarik, marga satwa. Lucu juga, sepertinya siaran tersebut berusaha menampilkan seluruh hewan yang ada
di dunia ini dalam cuplikan yang dibuat sedemikan rupa sehingga menjadi seperti film dokumenter singkat..
Wahh banyak sekali dan lucu lucu pula hewan hewan tersebut, dari hewan darat, air, dan udara. Ah, sejenak aku berpikir,
hebat sekali Tuhan yach. Teringat aku ketika Allah menciptakan isi dunia ini
Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi
cakrawala."
Lalu juga
Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup,ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang
liar." Dan jadilah demikian.
Hmm tersenyum aku mengingat itu, besar sekali kuasa Bapaku di surga. Hanya dengan dua kalimat saja, aku dapat menikmati
semua hewan hewan yang sekarang terpampang di tv tersebut, hahaha kalau aku bandingan dengan mereka
yg membuat siaran tersebut, wahh pasti butuh waktu yang lama sekali, merekam kegiatan hewan hewan yang begitu banyaknya.
Makin kagum saja aku dibuatNya.
Tak sadar 20 menit berlalu. Tiba tiba aku terpikir akan sharing salah satu teman yang dahulu pernah diceritakan
kepadaku, Ia menceritakan tentang kekwatiran yang selalu menghantui dirinya akan masa depan, akan pekerjaan,
akan hari esok, akan beratnya menjalani hidup ini. Malahan kadang takut akan pelayanannya tidak berjalan dengan lancar, dan lain lain.
Well, aku rasa bukan cuma dia yang merasakan itu kadang aku juga merasa kwatir akan hal hal tertentu.
Hmmm, kembali ku tatap acara tersebut. Ah, seandainya aku bisa SELALU sadar bahwa aku memiliki Allah yang besar.
Allah yang perkasa. Mengapa kadang aku masih selalu kwatir ?
Berkata aku pada diriku sendiri “Tidak sadarkah aku bahwa Tuhan selalu besertaku ? lucu memang kalau sering aku dengar
diriku mengatakan “ Ia aku percaya, Allah selalu beserta kita sampai akhir jaman” (mengutip alkitab
rupanya), tetapi baru ada masalah sedikit sudah kuatirnya bukan main, seperti langit mau runtuh
dikepalaku saja.
Bertanya aku dalam hati,” Tak ingatkah aku, akan hal diatas, cukup dengan 2 kalimat saja Allah menciptakan semua
hewan hewan di dunia ini ? Kurang perkasakah ? kurang hebatkah ? Malahan sebelum Allah menciptakan hewan
hewan tersebut, Ia sudah menciptakan tumbuh-tumbuhan untuk menjadi makanan mereka.
Ya, Allah memperhatikan hewan hewan tersebut. Kalau begitu Dia pasti memperhatikan ku juga dong ! Aku yang diciptakan seturut
gambar dan rupa Allah, yang diberi kuasa atas seisi bumi. Ah kenapa aku masih kwatir ?
Ku kutip isi dari Injil Lukas dan kukatakan pada diriku sendiri, “burung saja yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung masih diberikan
oleh Allah”. Betapa aku akan lebih diperhatikan daripada burung itu.
Diam diam aku tersenyum simpul … ah, betapa kecilnya imanku. Seandainya dibandingkan dengan hewan hewan tersebut,
aku malah lebih bodoh rasanya. Sepertinya mereka lebih mengenal Bapaku daripada aku sendiri.
Tak lama aku sampai di rumah-ku. Ku duduk terdiam. Terima kasih Bapa, sekali lagi kau
ingatkan aku akan kebesaran kasih-Mu. Maafkan aku yang kadang masih tidak percaya akan penyertaan-Mu
Kwang.
",,,, Janganlah kuatir akan hidupmu,
akan apa yang hendak kamu makan dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak
kamu pakai, sebab hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian. Perhatikanlah burung2 gagak
yang tidakmenabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung, namun demikian diberi makan oleh Allah.
Betapa jauhnya kamu melebihi burung2 itu? Siapakah diantara kamu yang karena kekuatirannya dapat
menambahkan sehasta pada jalan hidupnya? Jadi, jikalau kamu tidak sanggup membuat barang yang
paling kecil, mengapa kamu kuatir akan hal-hal lain,,,,,,,Akan tetapi Bapamu tahu, bahwa kamu memang memerlukan
semuanya itu. Tetapi carilah kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu. Janganlah
takut, hai kamu kawanan kecil, Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu kerajaan itu.,,,,,,,,,,,"
kembali ke awal
PEOPLE NEED THE LORD
Singapore, 10 September 2001
Selamat Pagi hari Senin ! Wahh my Monday Blue is raising J Istilah teman kantorku
untuk suntuk yang datang pada hari senin
karena masih pengen libur katanya hahaha.
Berjalan aku menuju halte bis, santai sambil tersenyum teringat aku akan acara semalam. Yah, pemberkatan rumah temanku yang
begitu meriah. Berkat melimpah, tawa canda, keakraban yang Tuhan tempatkan dari setiap pribadi
di sana. Semua tertawa dan berbahagia. Yah, begitu banyak berkat Tuhan yang telah Ia
tempatkan di hati kita saat itu.
Sesampainya di Bedok Interchange, ku sambar satu Koran Streat, mumpung masih gratis, Streat yang menjadi bacaanku setiap
pagi. Tiba tiba tersentak aku membaca berita bahwa terjadi lagi pemboman bunuh diri di
Israel yang mengakibatkan 9 orang mati dan beberapa luka parah.
Ah, tidak ! Mengapa terjadi lagi ? mengapa tak ada damai rasanya di sana. Diam kutekuni
berita itu. Yah, lagi lagi pembalasan dendam dari Palestina. Kupejamkan mataku, kubandingkan
keadaan di Israel dan di rumah Huseng yang kira kira sama waktunya. Minggu malam. Dua
keadaan yang benar benar berbeda sama sekali.
Kutanyakan pada diriku sendiri, seandainya aku yang berada di Israel malam itu, apakah aku masih bisa tersenyum, apakah aku
masih bisa memuji Tuhan ? Ataukah aku masih bisa berterima kasih pada Tuhan atas berkatnya
? Bersenda gurau dengan saudara saudari-ku ?
Ataukah ? Aku akan menangis, marah dan dendam terhadap pelaku ? ataukah aku melupakan semua
berkat yang telah Tuhan berikan ? Ya, aku rasa aku akan lupa. Aku akan terpuruk di
dalam kesedihan karena pemboman itu. Dan mengutuk perbuatan kejam itu. Aku lupa akan
berkat tuhan yang telah diberikan aku lupa bahwa Tuhan pasti punya sesuatu yang indah
dibalik semua itu.
Kalau aku, yang selalu menyebut diriku cinta akan Tuhan dan melayani Tuhan saja bisa lupa,
bagaimana dengan mereka yang belum mengenal siapa Tuhan ?
Bukankah mereka akan semakin terhilang ? dan tidak mau mengenal Tuhan lagi ? Mereka
pasti akan bertanya mengapa Tuhan lakukan semua itu, bukankah Tuhan baik ? Bukankah Tuhan cinta akan bangsa mereka. Bangsa Israel,
yang diselamatkan 2000 tahun lalu.
Ah, bingung menyelubungi pikiranku. Kututup mataku, ah, mereka benar benar membutuhkan Tuhan. Mereka butuh melihat kasih Tuhan
yang nyata dalam hidup mereka.
Kutanyakan lagi diriku, Kwang, sudahkah engkau menjadi perpanjangan tangan Tuhan ? sudahkah
orang melihat Yesus di dalam dirimu ? Sudahkah engkau mendoakan mereka ? memberikan suatu
yang paling sederhana dari hidupmu ?
Ya, Tidak usah aku seperti Mother Teresa yang begitu nyata menunjukkan kasih Tuhan dari dirinya. Tidak usah aku seperti
Don Moen yang menunjukkan Tuhan melalui pujian dan nyanyiannya. Ya, tidak usah aku menjadi
seperti Om Welyar seperti waktu acara Songs for the Nation di Kallang.
Tetapi, hanya bagian kecil dari hidupku, waktu untuk berdoa bagi mereka, bangsa bangsa yang memerlukan Tuhan. Sudahkah aku
berikan itu ? sudahkah aku membagikan berkat yang Tuhan berikan padaku melalui hal yg mungkin
kelihatannya kecil ? berdoa bagi bangsa bangsa supaya mereka tetap setia dan membuka hati
kepada karya tangan Tuhan.
Kukatakan pada diriku, Hei, lihatlah Indonesia yang begitu terpuruk, pembunuhan di mana-mana,
penghujatan nama Yesus di mana-mana. Lihatlah Singapura, yang begitu menomorsatukan uang
daripada Tuhan (pendapat pribadi). Lihatlah Israel dan Palestina yang saling dendam satu
sama lain, dan lain lain, dan lain lain.
Tersadar aku dari lamunanku, ah, begitu egoiskah aku ? yang hanya mementingkan diriku sendiri,
mementingkan saudara-saudari yang aku kenal saja, yang hanya mendoakan keluargaku saja.
Bagaimana dengan mereka yang belum mengenal Tuhan ????
"Jadikanlah seluruh bumi ini menjadi murid-muridKu" … ku ingat pesan Yesus sebelum naik ke surga. Ah, Tuhan maafkan
aku yang melupakan itu. Ku pikir aku sudah melakukan segala sesuatu bagiMu. Nyatanya aku tak lain dari seorang yang mementingkan
diri sendiri dan kelompok-ku saja. Doaku hanya penuh dengan keluargaku, diriku, sahabatku,
persekutuan doaku, romoku, tapi tak ada sesuatu apapun yang tanpa 'ku' semua hanya mereka
yang aku kenal.
Bagaimana mereka bisa mengenal Tuhan, kembali kutanyakan itu dalam hatiku …. Kupukul dadaku,
Ya, kini saatnya untuk bangkit. Aku katakan dalam hatiku,
Hai Jiwaku, bagikanlah berkat Tuhan yang telah Ia tempatkan di dalam hidupmu. Walau
bukan secara nyata, tapi bagikanlah dalam bentuk DOA mu bagi mereka. Ya, aku percaya
Tuhan akan tetap melakukan karyanya melalui doa doaku.
Pelan ku ingat lagu milik Steve Green … ya .. PEOPLE NEED THE LORD. Yang dinyanyikan ulang oleh penyanyi Indonesia - Sidney
Mohede ( Mereka perlukan ).
Ya, mereka perlukan doa doa kita.
Yang sedih,
Kwang
PEOPLE NEED THE LORD
Everyday they pass me by,
I can see it in their eye.
Empty people filled with care,
Headed who knows where?
On they go through private pain,
Living fear to fear.
Laughter hides their silent cries,
Only Jesus hears.
People need the Lord, people need the Lord.
At the end of broken dreams,
He's the open door.
People need the Lord, people need the Lord.
When will we realize -- people need the Lord?
We are called to take His light
To a world where wrong seems right.
What would be too great a cost
For sharing life with one who's lost?
Through His love our hearts can feel
All the grief they bear.
They must hear the words of life
Only we can share.
kembali ke awal
HOLY COMMUNION
Singapore, 24 September 2001
Tersenyum aku melihat kegembiraan anak anak kecil itu. Oh ya, kemarin pada saat Misa
mingguan, ternyata di gereja yang aku hadiri juga diadakan acara "First Communion" untuk anak anak secondary three ( kalau
ngga salah ).
Ramai sekali gerejanya, penuh dengan anak anak. Semua berpakaian putih, indah sekali
kelihatannya. Gereja terlihat ramai dan sedikit ribut sebenarnya. Yah, semua keluarga dan
umat bergembira melihat anak anak tersebut datang untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus untuk pertama kalinya. Sukacita sampai
sampai mereka lupa barangkali kalau kita ada di dalam perayaan Ekaristi.
Tersentuh juga hatiku ketika mendengar jawaban dari anak anak tersebut ketika Romo yang
memimpin acara bertanya kepada mereka. "Do you know why you are here ?" … "To
receive the Body of Christ" jawab salah satu dari anak anak tersebut.
Kemudian Romo kembali bertanya,"After we receive the Body of Christ, what happen then ?" Ada lagi yang menjawab,"We
are cleanse". Kembali Romo bertanya,"Then ???" semua anak anak tersebut diam. Bingung barangkali.
Dan Romo menjelaskan kepada mereka bahwa sama seperti kalau kita makan lauk pauk sehari
hari, nutrisi yang ada dalam makanan tersebut akan memberikan kita kekuatan untuk menjalankan
kegiatan kita sehari hari. Nah, begitu juga ketika kita menerima Tubuh dan Darah Kristus,
kita diberi kekuatan untuk menjalankan kehidupan rohani kita.
Kita diberi kekuatan untuk menjadi terang. "To shown Jesus light", kata Romonya.
Ah, satu hal dasar yang sering sekali aku lupakan. Setiap minggu aku datang ke gereja,
berdoa, menerima Tubuh dan Darah Kristus.
Apakah aku sadar bahwa Tuhan ada di dalam aku ?
Apakah aku sadar bahwa Tuhan akan menjadi kekuatanku ?
Apakah aku sudah menunjukkan terang Kristus ?
Yah, malu juga rasanya, kadang aku membuat Perayaan Ekaristi itu hanya sekedar kewajiban
ku saja sebagai seorang Katolik. Aku sibuk dengan pikiranku sendiri waktu Romo membawakan
kotbahnya, aku sibuk dengan obrolan dengan temanku. Bahkan kadang aku menerima Tubuh
dan Darah Kristus (hosti), dengan tanpa perasaan apapun. Dan 'glek' aku telan saja. Walah,
kacau ! teriakku dalam hati.
Saat aku ada masalah atau pencobaan, apakah aku berpaling mencari Tuhan yang menjadi sumber kekuatanku ? Menjadi terang
Kristus ? bersekutu dengannya saja aku tidak, tidak ada waktu khusus untuk Dia. Berdoa
saja kalau lagi ngga capek. Dan paling juga seadanya saja.
Perayaan Ekaristi selesai, semua orang tua sibuk berfoto ria dengan sang Romo. Berjalan aku sesali diriku. Kuingat ingat perjalanan
hidupku. Empat tahun lalu di Gereja Maria Bunda Karmel, 18 Desember 1997, saat aku
pertama kali menerima Tubuh dan Darah Kristus dari tangan Romo Hadi. Hmm masih berbekas di hatiku, rasa senang dan haru. Rasa
bangga akan Bapaku. Kerinduan dan janji untuk selalu berjalan di dalam naungan Bapaku.
Ah, sepertinya itu semua hanya kenangan saja. Dengan langkah lesu aku berjalan menuju rumahku,
Tuhan, jangan ambil kasih mula mula yang Engkau tempatkan dalam hatiku. Rindu aku
memiliki rasa itu, rasa yang memberi kekuatan dalam hidupku. Dimana Engkau benar benar
menjadi sumber kekuatanku. Ingin aku benar benar hidup di dalam naunganMu karena aku
tau hanya itulah kebahagian sejati.
Sadarkan aku, untuk berbalik kepadaMu.
"Untuk apa aku memiliki seisi 'dunia'
ini, kalau aku kehilangan nyawaku".
Yang lagi berusaha,
Kwang
kembali ke awal
PULANG LIBURAN
Singapore, 06 November 2001
Tak terasa sudah hampir satu tahun aku berada
di Singapura. Tak sabar lagi kunantikan tanggal
16 November ini. Ah, kangen juga rasanya
dengan keluargaku yang ada di sana.
Kuingat telpon dari saudara-saudaraku dan
juga orang tuaku, mereka menantikan kedatanganku.
Walau cuma 2 minggu, tapi rasanya pasti akan
ramai dan menyenangkan sekali. Ada yang minta
dibawakan ini, itu dan lain sebagainya.
Oh ya, kepulanganku ini dalam rangka liburan,
menghabiskan hak cuti kerjaku yang aku simpan
selama 1 tahun ini. Yah, liburan, enak juga
rasanya setelah hampir satu tahun ini sibuk
dalam segala kegiatan kantor, kegiatan persekutuan,
dan macam-macam. Ada perasaan lega dan bahagia,
bisa berkumpul bersama orang tua, saudara-saudara,
dan sanak keluarga lainnya. Tentu juga teman
teman.
Tanpa sadar aku berpikir, hmm mungkin ini
yang sering dikatakan oleh banyak orang bahwa
ada kalanya orang itu perlu 'libur'. Eh,
jangan salah artikan dulu J Maksudku, yach
seperti apa yang akan aku lakukan, liburan
dan pulang ke rumah orang tua, berkumpul
dengan sanak keluarga melepas rindu dan berbagi
kasih.
Yah, ada kalanya aku perlu pulang ke pangkuan
Bapaku dan tidak hanya sibuk dalam pekerjaan
pekerjaanku bahkan pelayanan pelayananku.
Ada kalanya aku perlu merasakan hangatnya
pelukan Bapaku, merasakan betapa senangnya
persekutuan aku dengan Dia. Merasakan suntikan
kekuatan akan kasih yang Ia sediakan bagiku.
Aku rasa sama halnya dengan orang tuaku di
Indonesia, begitu juga Bapaku di Surga. Hmm
dengan perasaan kangen untuk bertemu denganku
setiap ada kesempatan. Yang sudah menyediakan
banyak 'makanan' bagiku setiap aku bertemu
dengan mereka.
Tapi sayang, sering kali aku terlalu sibuk
dengan pekerjaanku, aku terlalu sibuk dengan
pekerjaanku atau pelayananku, sampai sampai
tidak sempat rasanya aku pulang untuk bertemu
dengan Bapaku.
Ah, bagaimana perasaan Bapaku yach ? Dia
yang selalu memperhatikan aku, yang selalu
menemani dan selalu menjagaku melihat aku
yang sepertinya lupa akan Dia. Yang sibuk
dengan segala kegiatanku, bahkan kadang aku
bilang kalau semua yang aku lakukan adalah
untuk Bapaku. Tapi jarang sekali aku pulang
ke rumah menemui Bapaku.
Tersenyum, aku merasa beruntung masih diingatkan
oleh Bapaku untuk selalu pulang juga ke rumahNya
J. Untuk menerima segala kasih dan kekuatan
yang bisa aku gunakan dalam kegiatanku nanti.
Yah, berlibur dalam naungan kasih Bapaku.
Yang mau libur,
Kwang
kembali ke awal
GOD'S STANDARD
Singapore, 21 Agustus 2002
Matius 20: 1 - 6; berbicara tentang seorang tuan rumah yang pagi pagi benar keluar mencari
pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Pada pagi hari dia mendapat pekerja, pada tengah
hari dia juga mendapat pekerja. Juga pada pukul 5 petang menjelang hari kerja usai
ia mendapat pekerja. Semua diminta bekerja di ladangnya. Masing masing pekerja mendapat
satu dinar satu hari demikian upah mereka.
Kalau kita lihat, dapat kita katakan bahwa dalam Injil Matius ini Yesus memberikan contoh
yang tidak baik untuk dunia bisnis dan ada tendensi dimana terjadi suatu manipulasi kekuasaan dan sikap pilih kasih.
Yang datang kerja dari awal mendapat upah satu dinar, yang datang paling akhir juga
tetap mendapat satu dinar. Wah ngga adil kan.
Tapi, apa yang ingin disampaikan dari bacaan injil ini bukanlah soal untung ataupun rugi
dalam upah mengupah. Ataupun bukan soal pilih memilih kasih melainkan ini menunjukkan kepada
kita bahwa HANYA Tuhanlah yang akan selalu menjadi hakim bagi apa yang menjadi hak/
milik kita dan kita tidak dapat mencari hakim lain.
Singkat kata: Jalan Tuhan bukanlah jalan manusia. Dalam dunia bisnis (jalan manusia)
persoalan upah tersebut biasanya akan menjadi suatu keributan, percekcokan bahkan gosip dan kerusuhan.
Tetapi dalam bisnis Tuhan semuanya berbeda. Dan sonner or later we have no choice but
to take up God's bussiness. Bisnis Tuhan tidak terbatas oleh waktu dan tempat jadi
tidak ada takaran apapun dari manusia yang bisa mengukur betapa efisiennya hidup kita
di dalam dunia ini dan berapa besar upah yang layak kita terima.
Dalam dunia kita manusia, itelektual, skills, waktu dan service serta tingkat akademik anda yang menjadi ukuran seberapa besar gaji
dan reward yang layak kita terima. Sekali lagi tidak demikian dengan Tuhan, Tuhan selalu
melihat kenyataan yang ada, betapa kita setia atau tidak dalam hukum dan kebenarannya. Ia mengukur semuanya dari dasar hati.
Bagi Tuhan hanya ada dua hal yang terpenting: "Cinta kita kepada Tuhan dan cinta kita kepada sesama kita".
Kualitas hubungan kita dengan Tuhan tidak tergantung dengan waktu dan tempat, tidak tergantung suatu kondisi, tidak tergantung akan kompensasi ataupun hutang, tidak tergantung
laws of demand and supply, tetapi hanya suatu hubungan cinta yang didasari oleh self-giving
dan sacrifice, of forgiveness and humility.
Begitupun halnya dalam pelayanan kita yang
notabene seharusnya termasuk dalam bisnis
Tuhan. Jangan hendaknya kita mengukur semuanya
dengan menggunakan ukuran dunia bisnis. Tapi
hendaknya kita mendasarkan pelayanan kita
pada penyerahan diri dan pengorbanan, pengampunan
dan kerendahan hati.
Tuhan memberkati,
Kwang.
kembali ke awal
JUST LIKE THE OTHER SIDE OF A COIN
Singapore, 04 September 2002
Hujan rintik pagi tadi membuat aku semakin malas untuk berdiri dan bangun dari lelapnya tidurku. Tapi kusadari
tak ada yang bisa kulakukan selain berdiri, meraih handukku dan mandi. Aku butuh ke kantor !
Sambil berjalan cepat menuju MRT, kuraih discmanku dan kuputar lagu favoritku dari album Giving My Best - You are the center
of my Joy ! Bersiul siul aku masuk ke dalam MRT.
Tiba-tiba teringat aku akan sms tante Etty (Koordinator PDku) beberapa hari lalu yang ia kutip dari salah satu ayat
," kamu telah memulai dari Roh maukah kamu mengakhirinya di dalam daging ?".
Terdiam aku sambil berdiri diantara jepitan orang orang yang tak ku kenal. MRT melaju seiring pikiranku
melaju, sampai kapankah aku akan terus begini ? terpuruk dalam kekalahan yang kembali kurasakan. Terpuruk dalam perasaan yang hampa
dan tak terarah. Aku ingin BEBAS ! Aku ingin LEPAS !
Aku, seorang manusia yang dengan berani mengatakan bahwa aku adalah seorang katolik, anak Bapa, hamba Sang Raja.
Tetapi, aku yang sama juga menjadi seorang pencuri dalam kesombonganku, aku yang sama juga telah melanggar janji-janjiku
kepada sang raja, aku pula yang mengambil semua hadiah dari sang raja dengan cuma cuma tetapi tidak bertanggung jawab
atas semuanya itu. Yang membuat aku jatuh dalam kesalahan dan kebodohanku... LAGI.
Kuraih buku renunganku, SABBATH, ku buka bacaan renungan hari ini ... As a coin has two faces, inseparable from
each other ....Baru baris pertamaku baca, kembali aku terdiam. Ya, seperti dua bagian dari sebuah
koin. Begitulah diriku. Disatu sisi aku rindu sekali mengikuti kehendak Bapaku, tetapi disatu
sisi lain tersimpan kebusukanku yang tidak berani aku tunjukkan pada orang orang disekitarku. Segala kemalasan,
keirian, sok suci, sensitif, cepat tersinggung, lupa akan janji dan komitmen, alasan alasan bodoh yang
selalu aku buat untuk melindungi diriku.
Tapi kusadari juga bahwa itu tidak terpisahkan dari diriku. Kuingat saat saat aku berdoa tadi malam setelah sekian
lama aku berlari dari semuanya itu, kutumpahkan semua perasaan itu kepada DIA yang selalu
setia kepadaku. I want to be healed, I said. Ya, aku ingin bagian lain dari koin itu diubahkan.
Seiring aku membaca, kutatap ayat yang berbunyi..
"karena itu, yang penting bukanlah yang
menanam atau yang menyiram, melainkan Allah
yang memberi pertumbuhan (1 Kor 3 :7)". "Karena kami adalah kawan sekerja
Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan
Allah (Ayat 9)". Tertarik, kubaca
terus
ayat ayat selanjutnya," Karena
tidak
ada seorangpun yang dapat meletakkan
dasar
lain dari pada dasar yang telah diletakkan,
yaitu Yesus Kristus".
Ahhh seperti seorang bodoh aku bergumam,
tentu saja ! Hanya Yesus Kristus yang dapat
membuat bagian koinku tersebut menjadi serupa
dengan bagian lainnya. "Tetapi kamu adalah milik Kristus dan
Kristus adalah milik Allah" (ayat 23) .... Ya aku adalah milik Allah, betapa bodohnya
aku melupakan hal yang begitu istimewa
dalam
hidupku. Tanpa kusadari aku tersenyum, teringat akan kotbah tante winni dalam pertemuan
kemarin. Katanya hamba, katanya anak, tapi ngasih 1 jam buat Raja and Yesus yang berkuasa
dan bisa jalan diatas air aja ngga mau. Ehh malah cari tanda-tanda lain. Ya, kembali
aku tersenyum.
Aku ingin menikmati dulu 'kenikmatan' yang menyakitkan ini, kataku kepada tante etty dalam keterpurukanku.
Ah, betapa bodohnya aku.Ternyata aku masih mencari tanda tanda lain, tanda tanda yang aku
pikir lebih berkuasa dari Yesus Kristus.
Tanda-tanda lain yang aku kira bisa membawa aku ke dalam pertumbuhan dan
pengenalan akan Dia. Betapa bodohnya aku, lupa bahwa sang pemberi tanda tersebut selalu ada didalam hatiku.
Mengalun suara Sidney Mohede dengan merdunya, sambil menutup mata ku ikuti
lirik lagu tersebut .... "sekarangku memujiMu, Allah yang setia, yang tak pernah meninggalkan,
perbuatan tanganMu. Sekarangku menyembahMu Allah yang mulia sempurnakan s'genap
hidupku, agar indah bagiMu........."
Yang lagi bego.
Kwang
Pesan:
For those who feel that they are good enough to enter the Kingdom of
God, pray. For those who feel that they are not good enough to enter the Kingdom of
God, pray. As what Jesus need is only your love.
"Cintailah Tuhan Allahmu dengan segenap
hatimu, dengan segenap pikiranmu dan dengan
segenap kekuatanmu,...Cintailah Tuhan Allahmu
dengan segenap rohmu, dengan segenap jiwamu
dan segenap tubuhmu"
kembali ke awal
HAPPY BIRTHDAY MOTHER
September 8, 2002 is the Mother Mary's Birthday, begitu yang dikatakan oleh
Rm. Joseph pada perayaan ekaristi sabtu lalu. Terlihat begitu indah bunga bunga yang mengelilingi patung Maria di hadapan
semua umat. Bahkan saat misa berjalanpun tetap ada beberapa umat yang tak henti hentinya
menambahkan bunga bunga yang begitu indah disekeliling patung bunda Maria.
Aku duduk tersenyum melihat begitu banyak bunga di hadapanku, ah mungkin sekarang bunda maria sedang sibuk menata
rumahnya di surga hahahaha. Begitu banyak anak-anaknya datang memberi hadiah; baik bunga, doa
ataupun pujian.
Kembali aku tersenyum saat melihat umat berbondong bondong keluar untuk membeli lilin, saat diumumkan bahwa
akan ada perarakan patung bunda maria tepat setelah misa selesai. Ternyata Bundaku ini laku juga dengan memakai
nama Maria ternyata bisa jadi object marketing yang hebat hahahaha.
Maria, Ibuku, Ibu kita, Ibu segala bangsa. Sosok yang telah lama sekali aku kenal. Sejak aku duduk di bangku
sekolah dasar mendengar pelajaran agama. Maria yang memberi contoh kerendahan hati yang sempurna
dari seorang manusia. Yang memberi contoh ketaatan yang sempurna dari seorang manusia. Yang memberi contoh kesetiaan yang sempurna
dari seorang manusia.
Ya, kadangkala aku dengar diriku atau temanku berkelit saat romo atau pengkotbah mengatakan lihatlah kesetiaan Yesus,
ketaatan Yesus. Mereka sering berkelit dengan mengatakan," Ah, Yesus kan Tuhan, ceng li lah dia bisa
setia and taat sampai mati". Ada benarnya sih J walau Yesus itu 100 % manusia dan 100 % Tuhan. At least dia itu Tuhan.
Nah aku kembali tersenyum, kalau maria tentu aku tidak bisa berkelit lagi. Maria kan
manusia seperti diriku.
Maria, hmm mungkin sudah bosan aku dengar ini. Yang perawan, yang menerima kabar dari malaikat Gabriel bahwa ia
akan mengandung. Yang menerima segala hinaan, kan pada waktu dulu bisa dihukum mati tuh alias
dirajam karena hamil tanpa nikah. Maria yang setia pada saat Yesus melayani, setia pada
saat Yesus menderita, bahkan setia dibawah kaki salib pada saat Yesus mati. "Ibu, inilah
anakmu. Dan inilah IbuMu". Kurang lebih begitulah kata-kata Yesus kepadaku sebagai muridnya.
Ya, Maria adalah Ibuku, sosok yang nyata, sosok seorang manusia yang setia. Dengan senang hati aku bersama teman-temanku
mengangkat bunda pada saat acara perarakan, berkeliling gereja kami angkat bunda kami.
Mungkin sudah saatnya aku lebih lagi menanggapi cinta Tuhan melalui wujud bundaku ini. Sudah saatnya aku lebih
menghormati bundaku. Sudah saatnya aku belajar lebih lagi setia seperti Maria yang setia. Belajar berkorban
seperti Maria yang berkorban. Belajar berserah seperti Maria yang berserah. Hanya kepada Bapa.
Masih terngiang pesan romo Joe, biarlah kita
dapat seperti lilin lilin yang kita nyalakan ini. Seperti Maria sendiri yang telah menjadi
lilin bagi kita semua. Yang memberikan dirinya untuk menjadi terang bagi orang disekelilingnya.
Yang memberikan segalanya habis terbakar untuk orang lain disekitarnya.
Selamat Ulang Tahun, bundaku. Semoga engkau tetap selalu menjadi bundaku untuk selama-lamanya. Menjadi
bundaku yang berarti aku harus belajar menyerupai engkau yang setia sama seperti kakak sulungku, Yesus, dalam dirinya
sebagai seorang manusia.
Salam maria penuh rahmat Tuhan sertamu,
Terpujilah engkau diantara wanita,
Dan terpujilah buah tubuhmu Yesus,
Santa maria bunda Allah,
Doakanlah aku yang berdosa ini,
Sekarang dan waktu aku mati.
Amin.
Tuhan memberkati,
kwang.
kembali ke awal
911 (NINE ONE ONE) A MEMORY
Singapore, 09 September 2002
Tak terasa satu tahun telah berlalu, masih kuingat setahun yang lalu saat peristiwa
naas gedung World Trade Centre dihantam oleh 2 pesawat penumpang. Saat itu aku berada
di rumah tante Julia bersama semua teman teman lain, habis pertemuan doa kalau tidak
salah. Siapa yang tidak ingat akan peristiwa itu?
aku rasa semua ingat. Bahkan hari ini di setiap surat kabar diseluruh dunia,
di internet dan semua media informasi tengah hangat hangatnya
mengenang peristiwa itu. Bukan hanya ingat, siapa yang tidak tahu kalau film rekaman
peristiwa tersebut bahkan mendapat nominasi 5 piala emmy award. Bukan main !!
Ya, semua orang ingat dengan jelas tragedi tersebut.
Kuraih Streats di depan Bedok MRT Station, mumpung masih gratis. "DID THEY WIN?"
begitu besar terpampang tulisan yang isinya tak lain tentang kejadian WTC tahun
lalu. Disertai dengan photo wajah wajah teroris yang kelihatan lugu dan cakep J (ngga
seperti yang di film film actionnya arnold dech).
Wah Did They Win? Kutanya ke dalam
hatiku. Well, kalau tujuannya untuk ngetop at least
mereka udah berhasil karena wajah mereka terpampang dimana-mana, gratis! Ya, tak terasa
satu tahun sudah dunia ini meributkan tentang teroris. Amerika, Inggris, Indonesia,
Singapura,
Malaysia, bahkan hampir semua negara
dibelahan
dunia ini ribut tentang teroris, walau
negaraku
sih kata pemerintahnya ngga ada teroris
J.
Hebat! Terorisnya jadi ngetop! Siapa
tidak
tau ama istilah Taleban pada masa sekarang
ini. Siapa ngga tau tentang Suicide
Bom di
israel dll.
Sebenarnya aku sendiri bingung, kok
istilah
teroris ini menjadi tenar sekali dengan
kejadian
11 September tahun lalu. Malahan mengalahkan
peristiwa kematian dan derita Yesus
2002
tahun lalu. Atau mungkin sudah terlalu
lama
barangkali. Yesus mati 2002 tahun lalu,
sedangkan
WTC baru 1 tahun lalu. Memang yang
meninggal
dunia mencapai ribuan tahun lalu, and
well,
Yesus cuma seorang diri saja.
Ah, indahnya kalau semua isi koran
ini menceritakan
tentang bagaimana kasih Yesus menyelamatkan
dunia dan mati bagi kita sehingga setiap
orang yang membaca bisa saling mengasihi.
Indahnya kalau semua orang takut ama
Tuhan
bukan ama teroris hehehe ngomongin
Tuhan
daripada ribut ngomongin teroris. Kapan
yah?
Note: Sekedar iseng bermimpi tanpa rasa meremehkan
atau melecehkan korban ataupun mereka yang
terbeban dengan peristiwa september ini.
(Mari kita sediakan waktu kita utk
berdoa
bagi semua korban peristiwa WTC and
berharap
jangan ada lagi peristiwa seperti ini
di
negara manapun juga. Dan berdoa agar
peristiwa
ini tidak menjadi sumber alasan bagi
negara
negara untuk memulai perang yang notabener
pasti bukan kehendak Tuhan). Yang lagi
ngimpi.
kembali ke awal
YOU TOO CAN BE AN ANGEL
Singapore, 09 Oktober 2002
Selamat pagi, satu hari baru lagi aku dapati dari Tuhanku. Berjalan santai aku menuju Ang Mo Kio MRT. Lalu lalang penumpang
yang penuh sesak kembali menjadi teman perjalananku menuju Expo, MRT terdekat kantorku.
Kucari sosok seorang Ibu tua yang selalu menarik perhatianku. Ah, kembali kulihat sang ibu berjalan tertatih menghampiri
kereta. Ya, si ibu yang berjalan sambil memegang tongkat. Si Ibu yang buta.
Hampir setiap pagi aku melihat ia berjalan tertatih untuk masuk ke dalam kereta yang
penuh sesak tersebut. Sebelum akhirnya turun di Cityhall dan berganti kereta menuju
PayaLebar dimana ia turun dan hilang dari pandanganku.
Kesal rasanya melihat kerumunan orang orang yang, yach kalau boleh dikatakan egois
sekali rasanya. Setiap hari kuperhatikan, dari sekian banyak orang yang berjalan dengan santai
atau tergesa-gesa, hanya segelintir tangan yang mau membantu si ibu untuk berjalan. Bisa dibayangkan sibuknya dan tegangnya
si ibu di tengah keramaian orang-orang yang menunggu datangnya kereta. Tertabrak kesana-kemari
namun tetap berusaha melangkah sambil mengetukan tongkatnya ke depan.
Tuhan memang baik, tentu saja. Ia tak pernah meninggalkan ciptaanNya.
Selalu ada satu orang india yang sama, yang menemani sang ibu. Dalam keheningannya, lelaki itu berjalan dan menuntun si ibu. Seperti
menuntun ibunya sendiri. Kuperhatikan apakah mereka saling mengenal, dan kusadari bahwa
ternyata mereka asing satu sama lain.
Ya, seperti seorang malaikat pelindung saja lelaki itu. Dengan wajahnya yang tenang dia menemani si ibu. Walaupun saling diam,
mungkin karena berbeda bahasa, si ibu rasanya tidak bisa berbahasa inggris.
Tapi tadi pagi tidak kulihat si malaikat itu. Namun seiring tanganku hendak menggapai si ibu, sebuah sosok tangan mendahuluiku.
Ah seorang lelaki lain telah Tuhan lunakkan hatinya untuk membantu si ibu. Seorang india
lain (hebat yach, mana org indonesia and singaporenya hahahaha). Dengan tampang yang
gagah (yang ini rada seram), dia menuntun si ibu.
Tersenyum aku melihat semua itu, ah Tuhan memang baik.
Seiring kereta melaju, aku berpikir. Ya, akupun bisa menjadi malaikat malaikat kecil bagi si ibu. Tentu saja jika aku mau
merendam semua keegoisanku, keegoisanku untuk lebih mementingkan diriku untuk mendapat tempat
duduk di dalam kereta dan lebih memperhatikan orang yang membutuhkan disekitarku.
Ku raih buku tulisan Paus yang berjudul "Sahabat di tengah Sahabat", ku baca pesan beliau bagi kaum muda sedunia VII, Flourish whereever you'll be planted… Tersenyum aku membaca kalimat itu, ya seperti
2 orang india yang baru kusebut, aku juga bisa memuliakan Tuhan dengan orang disekelilingku.
You too can be an angel, kukatakan itu dalam hatiku. Bukan dengan hal hal yang besar, tetapi dalam hal hal yang kecil, dalam kesederhanaan
Yesus yang telah di tunjukkan kedua 'malaikat' tersebut.
Paya Lebar, ah si ibu berdiri dari tempat duduknya dan berjalan keluar kereta. Bruk,
tak sadar ia menabrak seorang wanita. Dan dengan senyum manisnya, wanita tersebut menuntun
tangan si ibu menuju eskalator dan hilang dari pandanganku.
Ah, satu malaikat lagi yang Tuhan kirimkan bagi si ibu.
Dan ya, You too can be an angel.
Tuhan memberkati,
Kwang
kembali ke awal
|
|