1 Corinthians 1:27 "But God choose the foolish things of the worlds, that he might put to shame them that are wise; and the weak things of the worlds, that he might put to shame the things that are strong"


MY SHARING - RENUNGAN DAN CERITA

Dalam keseharian hidup ini, saya berusaha mencari kesederhanaan yang ditampilkan Tuhan dalam sesama saya ataupun dalam segala setuatu yang saya alami. Jatuh bangun, suka duka, sering saya tuangkan dalam bentuk renungan atau bacaan.

Tidak ada tujuan untuk memegahkan diri karena hanya DIA saja yang patut kita megahkan.

Semoga sharing dan renungan saya dapat memberi berkat bagi anda semua, seperti Ia telah memberkati saya.

Tuhan memberkati.


Judul Sharing/Renungan Tanggal Posting
My Diary I 04 September 2001
My Diary II 05 September 2001
People Need The Lord 10 September 2001
Holy Communion 24 September 2001
Pulang Liburan 06 November 2001
God's Standard 21 Agustus 2002
Just Like The Other Side Of A Coin 04 September 2002
Happy Birthday Mother 08 September 2002
911 (Nine One One) A Memory 09 September 2002
You Too Can Be An Angel 09 Oktober 2002

1 2 3 4 5 6


MY DIARY 1

September 04, 2001
Ah, tak terasa 1 hari telah berlalu. Hmm jam 12.00 tepat sekarang. Saat santai setelah melewati hari yang cukup melelahkan.Tanpa sadar, 1 hari pula saya telah menikmati berkat dan karunia Tuhan yang tercurah bagiku.

Masih kuingat tadi pagi, perasaan tak ingin ke kantor karena hujan yang begitu deras,
Masih teringat sekawanan orang orang chinese yg menanyakan jalan kepada saya, dikirain saya orang singapore, masih ingat wajah cerah mereka ketika menemukan tujuan mereka, ....ah masih ingat juga dinginnya ruangan kantor karena masih sepi.

Masih teringat tawa canda dan debatan teman kantor saya ketika berdiskusi dengan atasan saya.
Masih teringat pula sharing Romo Yohanes yang menguatkan kita akan cinta kasih Allah.

Ah, indah sekali rasanya jikalau saya bisa terus merasakan semuanya ini sebagai suatu berkat dan karunia dari Tuhan.

Tapi kadang kala saya malu dengan diri saya sendiri, toh cuma 'Omdo' kata orang (baca: Omong Doang).

Buktinya, sedari pagi sampai sekarang mana ada ucapan syukur yang keluar dari hatiku untuk berterima kasih atas semuanya itu.

Masih ku ingat pula kuatnya perasaan malas untuk ke kantor karena hujan, padahal Tuhan sudah berbaik hati memberi saya pekerjaan, toh masih banyak saudaraku yang belum mempunyai pekerjaan. Atau suara ribut ribut dari sekawanan orang chinese yang takut kesasar tadi pagi ? ah rasanya menyebalkan.. berisik kata hatiku. Padahal Tuhan telah melayakkan saya untuk melayani mereka, toh masih banyak orang lain yang bisa membantu mereka, tetapi Tuhan memilih saya.

Atau kotbahnya Romo Yohanes yang kedengaran begitu panjang, padahal perut saya sudah lapar sekali. Padahal masih banyak dari saudaraku yang rindu mencari akan firman dan sharing yang menguatkan, tapi Tuhan memilih untuk memberikan itu kepada saya.

Ah, lucu memang.  Di satu sisi saya bilang "Saya mengasihi sesamaku"... tetapi ada perasaan malas membantu dan mendengarkan saudaraku yang lagi membutuhkan.
Bilang "Saya mengasihi Tuhan" ... tetapi lupa akan keberadaan Tuhan yang Dia tampilkan melalui sesama saya.
Bilang "Rindu akan firman yang hidup" ... tetapi lebih mementingkan perut daripada Tuhan yang hadir disana.

Masih teringat juga kata Romo " Katanya cinta Tuhan tapi kok ngga ada waktu buat TUhan"....  Iya, saya ingatnya cuma kalau lagi ada waktu ( istilah trend ).Gimana yach kalau Tuhan hanya ingat kepada saya hanya kalau pada waktu santai saja. Wah bisa kacau saya.

Hmmm, Tuhan memang baik.
Tak bisa saya ingat lagi satu persatu kebaikannya itu .. ah terlalu banyak rasanya.
Dalam satu hari ini saja sudah begitu banyak kemurahannya.

Tak terasa 30 menit berlalu. Jam 12.30 sekarang.Music Instrumental dari Hillsongs tetap mengalunkan lagu indah berjudul "Dwelling Places"...
" I love u, I love u, I love u" (3x) .. "And my heart will follow, Holy after You"...

Yach, seperti mazmur 27 : 4 (bacaan hari ini) ...
"Satu hal yang kuminta kepada Tuhan,itulah yang kuingini; diam di rumah Tuhan seumur hidupKu, menyaksikan kemurahan Tuhandan menikmati baitNya ...."

Ya, semoga Tuhan mendengarnya.
Selamat malam, selamat datang hari baru.

Yang ngantuk,
Kwang.

kembali ke awal



MY DIARY II

Ugh, capek sekali rasanya. Tapi senang juga kalau aku ingat tawa canda anggota cell group saya tadi. Puji Tuhan semua kami semua masih merasakan indahnya kasih Tuhan dalam hidup kami semua.

Bishan !! Sudah waktunya pulang sekarang,kulihat jam hmm 22.35 wah pulang malam lagi nih. Sesaat kemudian aku telah berada di dalam bisku yg bernomor 13. Kupilih tempat duduk tepat berhadapan dengan TV mobile, ah setidaknya ada yang menemaniku malam ini (tv), walau disekelilingku ada beberapa orang yang kelihatannya sama capeknya dengan aku.

Eh, tak biasanya TV mobile itu masih aktif,biasanya setelah jam 22.30 sudah habis siarannya. Ah, beruntung kataku. Tertarik aku melihat ke arah TV. Hmm acaranya cukup menarik, marga satwa. Lucu juga, sepertinya siaran tersebut berusaha menampilkan seluruh hewan yang ada di dunia ini dalam cuplikan yang dibuat sedemikan rupa sehingga menjadi seperti film dokumenter singkat..

Wahh banyak sekali dan lucu lucu pula hewan hewan tersebut, dari hewan darat, air, dan udara. Ah, sejenak aku berpikir, hebat sekali Tuhan yach. Teringat aku ketika Allah menciptakan isi dunia ini

Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."

Lalu juga

Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup,ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian.

Hmm tersenyum aku mengingat itu, besar sekali kuasa Bapaku di surga. Hanya dengan dua kalimat saja, aku dapat menikmati semua hewan hewan yang sekarang terpampang di tv tersebut, hahaha kalau aku bandingan dengan mereka yg membuat siaran tersebut, wahh pasti butuh waktu yang lama sekali, merekam kegiatan hewan hewan yang begitu banyaknya.

Makin kagum saja aku dibuatNya.

Tak sadar 20 menit berlalu. Tiba tiba aku terpikir akan sharing salah satu teman yang dahulu pernah diceritakan kepadaku, Ia menceritakan tentang kekwatiran yang selalu menghantui dirinya akan masa depan, akan pekerjaan, akan hari esok, akan beratnya menjalani hidup ini. Malahan kadang takut akan pelayanannya tidak berjalan dengan lancar, dan lain lain.

Well, aku rasa bukan cuma dia yang merasakan itu kadang aku juga merasa kwatir akan hal hal tertentu. Hmmm, kembali ku tatap acara tersebut. Ah, seandainya aku bisa SELALU sadar bahwa aku memiliki Allah yang besar. Allah yang perkasa. Mengapa kadang aku masih selalu kwatir ?

Berkata aku pada diriku sendiri “Tidak sadarkah aku bahwa Tuhan selalu besertaku ? lucu memang kalau sering aku dengar diriku mengatakan “ Ia aku percaya, Allah selalu beserta kita sampai akhir jaman” (mengutip alkitab rupanya), tetapi baru ada masalah sedikit sudah kuatirnya bukan main, seperti langit mau runtuh dikepalaku saja.

Bertanya aku dalam hati,” Tak ingatkah aku, akan hal diatas, cukup dengan 2 kalimat saja Allah menciptakan semua hewan hewan di dunia ini ? Kurang perkasakah ? kurang hebatkah ? Malahan sebelum Allah menciptakan hewan hewan tersebut, Ia sudah menciptakan tumbuh-tumbuhan untuk menjadi makanan mereka.

Ya, Allah memperhatikan hewan hewan tersebut. Kalau begitu Dia pasti memperhatikan ku juga dong ! Aku yang diciptakan seturut gambar dan rupa Allah, yang diberi kuasa atas seisi bumi. Ah kenapa aku masih kwatir ?

Ku kutip isi dari Injil Lukas dan kukatakan pada diriku sendiri, “burung saja yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung masih diberikan oleh Allah”. Betapa aku akan lebih diperhatikan daripada burung itu.

Diam diam aku tersenyum simpul … ah, betapa kecilnya imanku. Seandainya dibandingkan dengan hewan hewan tersebut, aku malah lebih bodoh rasanya. Sepertinya mereka lebih mengenal Bapaku daripada aku sendiri.

Tak lama aku sampai di rumah-ku. Ku duduk terdiam.
Terima kasih Bapa, sekali lagi kau ingatkan aku akan kebesaran kasih-Mu.
Maafkan aku yang kadang masih tidak percaya akan penyertaan-Mu

Kwang.

",,,, Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai, sebab hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian. Perhatikanlah burung2 gagak yang tidakmenabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung, namun demikian diberi makan oleh Allah. Betapa jauhnya kamu melebihi burung2 itu? Siapakah diantara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya? Jadi, jikalau kamu tidak sanggup membuat barang yang paling kecil, mengapa kamu kuatir akan hal-hal lain,,,,,,,Akan tetapi Bapamu tahu, bahwa kamu memang memerlukan semuanya itu.

Tetapi carilah kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu. Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil, Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu kerajaan itu.,,,,,,,,,,,"


kembali ke awal



PEOPLE NEED THE LORD

Singapore, 10 September 2001

Selamat Pagi hari Senin ! Wahh my Monday Blue is raising J Istilah teman kantorku untuk suntuk yang datang pada hari senin karena masih pengen libur katanya hahaha.

Berjalan aku menuju halte bis, santai sambil tersenyum teringat aku akan acara semalam. Yah, pemberkatan rumah temanku yang begitu meriah. Berkat melimpah, tawa canda, keakraban yang Tuhan tempatkan dari setiap pribadi di sana. Semua tertawa dan berbahagia. Yah, begitu banyak berkat Tuhan yang telah Ia tempatkan di hati kita saat itu.

Sesampainya di Bedok Interchange, ku sambar satu Koran Streat, mumpung masih gratis, Streat yang menjadi bacaanku setiap pagi. Tiba tiba tersentak aku membaca berita bahwa terjadi lagi pemboman bunuh diri di Israel yang mengakibatkan 9 orang mati dan beberapa luka parah.

Ah, tidak ! Mengapa terjadi lagi ? mengapa tak ada damai rasanya di sana. Diam kutekuni berita itu. Yah, lagi lagi pembalasan dendam dari Palestina. Kupejamkan mataku, kubandingkan keadaan di Israel dan di rumah Huseng yang kira kira sama waktunya. Minggu malam. Dua keadaan yang benar benar berbeda sama sekali.

Kutanyakan pada diriku sendiri, seandainya aku yang berada di Israel malam itu, apakah aku masih bisa tersenyum, apakah aku masih bisa memuji Tuhan ? Ataukah aku masih bisa berterima kasih pada Tuhan atas berkatnya ? Bersenda gurau dengan saudara saudari-ku ?

Ataukah ? Aku akan menangis, marah dan dendam terhadap pelaku ? ataukah aku melupakan semua berkat yang telah Tuhan berikan ? Ya, aku rasa aku akan lupa. Aku akan terpuruk di dalam kesedihan karena pemboman itu. Dan mengutuk perbuatan kejam itu. Aku lupa akan berkat tuhan yang telah diberikan aku lupa bahwa Tuhan pasti punya sesuatu yang indah dibalik semua itu.

Kalau aku, yang selalu menyebut diriku cinta akan Tuhan dan melayani Tuhan saja bisa lupa, bagaimana dengan mereka yang belum mengenal siapa Tuhan ?

Bukankah mereka akan semakin terhilang ? dan tidak mau mengenal Tuhan lagi ? Mereka pasti akan bertanya mengapa Tuhan lakukan semua itu, bukankah Tuhan baik ? Bukankah Tuhan cinta akan bangsa mereka. Bangsa Israel, yang diselamatkan 2000 tahun lalu.

Ah, bingung menyelubungi pikiranku. Kututup mataku, ah, mereka benar benar membutuhkan Tuhan. Mereka butuh melihat kasih Tuhan yang nyata dalam hidup mereka.

Kutanyakan lagi diriku, Kwang, sudahkah engkau menjadi perpanjangan tangan Tuhan ? sudahkah orang melihat Yesus di dalam dirimu ? Sudahkah engkau mendoakan mereka ? memberikan suatu yang paling sederhana dari hidupmu ?

Ya, Tidak usah aku seperti Mother Teresa yang begitu nyata menunjukkan kasih Tuhan dari dirinya. Tidak usah aku seperti Don Moen yang menunjukkan Tuhan melalui pujian dan nyanyiannya. Ya, tidak usah aku menjadi seperti Om Welyar seperti waktu acara Songs for the Nation di Kallang.

Tetapi, hanya bagian kecil dari hidupku, waktu untuk berdoa bagi mereka, bangsa bangsa yang memerlukan Tuhan. Sudahkah aku berikan itu ? sudahkah aku membagikan berkat yang Tuhan berikan padaku melalui hal yg mungkin kelihatannya kecil ? berdoa bagi bangsa bangsa supaya mereka tetap setia dan membuka hati kepada karya tangan Tuhan.

Kukatakan pada diriku, Hei, lihatlah Indonesia yang begitu terpuruk, pembunuhan di mana-mana, penghujatan nama Yesus di mana-mana. Lihatlah Singapura, yang begitu menomorsatukan uang daripada Tuhan (pendapat pribadi). Lihatlah Israel dan Palestina yang saling dendam satu sama lain, dan lain lain, dan lain lain.

Tersadar aku dari lamunanku, ah, begitu egoiskah aku ? yang hanya mementingkan diriku sendiri, mementingkan saudara-saudari yang aku kenal saja, yang hanya mendoakan keluargaku saja. Bagaimana dengan mereka yang belum mengenal Tuhan ????

"Jadikanlah seluruh bumi ini menjadi murid-muridKu" … ku ingat pesan Yesus sebelum naik ke surga. Ah, Tuhan maafkan aku yang melupakan itu. Ku pikir aku sudah melakukan segala sesuatu bagiMu. Nyatanya aku tak lain dari seorang yang mementingkan diri sendiri dan kelompok-ku saja. Doaku hanya penuh dengan keluargaku, diriku, sahabatku, persekutuan doaku, romoku, tapi tak ada sesuatu apapun yang tanpa 'ku' semua hanya mereka yang aku kenal.

Bagaimana mereka bisa mengenal Tuhan, kembali kutanyakan itu dalam hatiku …. Kupukul dadaku, Ya, kini saatnya untuk bangkit. Aku katakan dalam hatiku,

Hai Jiwaku, bagikanlah berkat Tuhan yang telah Ia tempatkan di dalam hidupmu. Walau bukan secara nyata, tapi bagikanlah dalam bentuk DOA mu bagi mereka. Ya, aku percaya Tuhan akan tetap melakukan karyanya melalui doa doaku.

Pelan ku ingat lagu milik Steve Green … ya .. PEOPLE NEED THE LORD. Yang dinyanyikan ulang oleh penyanyi Indonesia - Sidney Mohede ( Mereka perlukan ).

Ya, mereka perlukan doa doa kita.

Yang sedih,
Kwang

PEOPLE NEED THE LORD

Everyday they pass me by,
I can see it in their eye.
Empty people filled with care,
Headed who knows where?

On they go through private pain,
Living fear to fear.
Laughter hides their silent cries,
Only Jesus hears.

People need the Lord, people need the Lord.
At the end of broken dreams,
He's the open door.
People need the Lord, people need the Lord.
When will we realize -- people need the Lord?

We are called to take His light
To a world where wrong seems right.
What would be too great a cost
For sharing life with one who's lost?

Through His love our hearts can feel
All the grief they bear.
They must hear the words of life
Only we can share
.

kembali ke awal



HOLY COMMUNION

Singapore, 24 September 2001

Tersenyum aku melihat kegembiraan anak anak kecil itu. Oh ya, kemarin pada saat Misa mingguan, ternyata di gereja yang aku hadiri juga diadakan acara "First Communion" untuk anak anak secondary three ( kalau ngga salah ).

Ramai sekali gerejanya, penuh dengan anak anak. Semua berpakaian putih, indah sekali kelihatannya. Gereja terlihat ramai dan sedikit ribut sebenarnya. Yah, semua keluarga dan umat bergembira melihat anak anak tersebut datang untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus untuk pertama kalinya. Sukacita sampai sampai mereka lupa barangkali kalau kita ada di dalam perayaan Ekaristi.

Tersentuh juga hatiku ketika mendengar jawaban dari anak anak tersebut ketika Romo yang memimpin acara bertanya kepada mereka. "Do you know why you are here ?" … "To receive the Body of Christ" jawab salah satu dari anak anak tersebut.

Kemudian Romo kembali bertanya,"After we receive the Body of Christ, what happen then ?" Ada lagi yang menjawab,"We are cleanse". Kembali Romo bertanya,"Then ???" semua anak anak tersebut diam. Bingung barangkali.

Dan Romo menjelaskan kepada mereka bahwa sama seperti kalau kita makan lauk pauk sehari hari, nutrisi yang ada dalam makanan tersebut akan memberikan kita kekuatan untuk menjalankan kegiatan kita sehari hari. Nah, begitu juga ketika kita menerima Tubuh dan Darah Kristus, kita diberi kekuatan untuk menjalankan kehidupan rohani kita.

Kita diberi kekuatan untuk menjadi terang. "To shown Jesus light", kata Romonya.

Ah, satu hal dasar yang sering sekali aku lupakan. Setiap minggu aku datang ke gereja, berdoa, menerima Tubuh dan Darah Kristus.

Apakah aku sadar bahwa Tuhan ada di dalam aku ?
Apakah aku sadar bahwa Tuhan akan menjadi kekuatanku ?
Apakah aku sudah menunjukkan terang Kristus ?

Yah, malu juga rasanya, kadang aku membuat Perayaan Ekaristi itu hanya sekedar kewajiban ku saja sebagai seorang Katolik. Aku sibuk dengan pikiranku sendiri waktu Romo membawakan kotbahnya, aku sibuk dengan obrolan dengan temanku. Bahkan kadang aku menerima Tubuh dan Darah Kristus (hosti), dengan tanpa perasaan apapun. Dan 'glek' aku telan saja. Walah, kacau ! teriakku dalam hati.

Saat aku ada masalah atau pencobaan, apakah aku berpaling mencari Tuhan yang menjadi sumber kekuatanku ? Menjadi terang Kristus ? bersekutu dengannya saja aku tidak, tidak ada waktu khusus untuk Dia. Berdoa saja kalau lagi ngga capek. Dan paling juga seadanya saja.

Perayaan Ekaristi selesai, semua orang tua sibuk berfoto ria dengan sang Romo. Berjalan aku sesali diriku. Kuingat ingat perjalanan hidupku. Empat tahun lalu di Gereja Maria Bunda Karmel, 18 Desember 1997, saat aku pertama kali menerima Tubuh dan Darah Kristus dari tangan Romo Hadi. Hmm masih berbekas di hatiku, rasa senang dan haru. Rasa bangga akan Bapaku. Kerinduan dan janji untuk selalu berjalan di dalam naungan Bapaku.

Ah, sepertinya itu semua hanya kenangan saja. Dengan langkah lesu aku berjalan menuju rumahku, Tuhan, jangan ambil kasih mula mula yang Engkau tempatkan dalam hatiku. Rindu aku memiliki rasa itu, rasa yang memberi kekuatan dalam hidupku. Dimana Engkau benar benar menjadi sumber kekuatanku. Ingin aku benar benar hidup di dalam naunganMu karena aku tau hanya itulah kebahagian sejati.

Sadarkan aku, untuk berbalik kepadaMu.

"Untuk apa aku memiliki seisi 'dunia' ini, kalau aku kehilangan nyawaku".

Yang lagi berusaha,
Kwang

kembali ke awal



PULANG LIBURAN

Singapore, 06 November 2001

Tak terasa sudah hampir satu tahun aku berada di Singapura. Tak sabar lagi kunantikan tanggal 16 November ini. Ah, kangen juga rasanya dengan keluargaku yang ada di sana.

Kuingat telpon dari saudara-saudaraku dan juga orang tuaku, mereka menantikan kedatanganku. Walau cuma 2 minggu, tapi rasanya pasti akan ramai dan menyenangkan sekali. Ada yang minta dibawakan ini, itu dan lain sebagainya.

Oh ya, kepulanganku ini dalam rangka liburan, menghabiskan hak cuti kerjaku yang aku simpan selama 1 tahun ini. Yah, liburan, enak juga rasanya setelah hampir satu tahun ini sibuk dalam segala kegiatan kantor, kegiatan persekutuan, dan macam-macam. Ada perasaan lega dan bahagia, bisa berkumpul bersama orang tua, saudara-saudara, dan sanak keluarga lainnya. Tentu juga teman teman.

Tanpa sadar aku berpikir, hmm mungkin ini yang sering dikatakan oleh banyak orang bahwa ada kalanya orang itu perlu 'libur'. Eh, jangan salah artikan dulu J Maksudku, yach seperti apa yang akan aku lakukan, liburan dan pulang ke rumah orang tua, berkumpul dengan sanak keluarga melepas rindu dan berbagi kasih.

Yah, ada kalanya aku perlu pulang ke pangkuan Bapaku dan tidak hanya sibuk dalam pekerjaan pekerjaanku bahkan pelayanan pelayananku. Ada kalanya aku perlu merasakan hangatnya pelukan Bapaku, merasakan betapa senangnya persekutuan aku dengan Dia. Merasakan suntikan kekuatan akan kasih yang Ia sediakan bagiku. Aku rasa sama halnya dengan orang tuaku di Indonesia, begitu juga Bapaku di Surga. Hmm dengan perasaan kangen untuk bertemu denganku setiap ada kesempatan. Yang sudah menyediakan banyak 'makanan' bagiku setiap aku bertemu dengan mereka.

Tapi sayang, sering kali aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku, aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku atau pelayananku, sampai sampai tidak sempat rasanya aku pulang untuk bertemu dengan Bapaku.

Ah, bagaimana perasaan Bapaku yach ? Dia yang selalu memperhatikan aku, yang selalu menemani dan selalu menjagaku melihat aku yang sepertinya lupa akan Dia. Yang sibuk dengan segala kegiatanku, bahkan kadang aku bilang kalau semua yang aku lakukan adalah untuk Bapaku. Tapi jarang sekali aku pulang ke rumah menemui Bapaku.

Tersenyum, aku merasa beruntung masih diingatkan oleh Bapaku untuk selalu pulang juga ke rumahNya J. Untuk menerima segala kasih dan kekuatan yang bisa aku gunakan dalam kegiatanku nanti.

Yah, berlibur dalam naungan kasih Bapaku.

Yang mau libur,
Kwang

kembali ke awal



GOD'S STANDARD

Singapore, 21 Agustus 2002

Matius 20: 1 - 6; berbicara tentang seorang tuan rumah yang pagi pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Pada pagi hari dia mendapat pekerja, pada tengah hari dia juga mendapat pekerja. Juga pada pukul 5 petang menjelang hari kerja usai ia mendapat pekerja. Semua diminta bekerja di ladangnya. Masing masing pekerja mendapat satu dinar satu hari demikian upah mereka.

Kalau kita lihat, dapat kita katakan bahwa dalam Injil Matius ini Yesus memberikan contoh yang tidak baik untuk dunia bisnis dan ada tendensi dimana terjadi suatu manipulasi kekuasaan dan sikap pilih kasih.

Yang datang kerja dari awal mendapat upah satu dinar, yang datang paling akhir juga tetap mendapat satu dinar. Wah ngga adil kan.

Tapi, apa yang ingin disampaikan dari bacaan injil ini bukanlah soal untung ataupun rugi dalam upah mengupah. Ataupun bukan soal pilih memilih kasih melainkan ini menunjukkan kepada kita bahwa HANYA Tuhanlah yang akan selalu menjadi hakim bagi apa yang menjadi hak/ milik kita dan kita tidak dapat mencari hakim lain.

Singkat kata: Jalan Tuhan bukanlah jalan manusia. Dalam dunia bisnis (jalan manusia) persoalan upah tersebut biasanya akan menjadi suatu keributan, percekcokan bahkan gosip dan kerusuhan.

Tetapi dalam bisnis Tuhan semuanya berbeda. Dan sonner or later we have no choice but to take up God's bussiness. Bisnis Tuhan tidak terbatas oleh waktu dan tempat jadi tidak ada takaran apapun dari manusia yang bisa mengukur betapa efisiennya hidup kita di dalam dunia ini dan berapa besar upah yang layak kita terima.

Dalam dunia kita manusia, itelektual, skills, waktu dan service serta tingkat akademik anda yang menjadi ukuran seberapa besar gaji dan reward yang layak kita terima. Sekali lagi tidak demikian dengan Tuhan, Tuhan selalu melihat kenyataan yang ada, betapa kita setia atau tidak dalam hukum dan kebenarannya. Ia mengukur semuanya dari dasar hati.

Bagi Tuhan hanya ada dua hal yang terpenting: "Cinta kita kepada Tuhan dan cinta kita kepada sesama kita".

Kualitas hubungan kita dengan Tuhan tidak tergantung dengan waktu dan tempat, tidak tergantung suatu kondisi, tidak tergantung akan kompensasi ataupun hutang, tidak tergantung laws of demand and supply, tetapi hanya suatu hubungan cinta yang didasari oleh self-giving dan
sacrifice, of forgiveness and humility.

Begitupun halnya dalam pelayanan kita yang notabene seharusnya termasuk dalam bisnis Tuhan. Jangan hendaknya kita mengukur semuanya dengan menggunakan ukuran dunia bisnis. Tapi hendaknya kita mendasarkan pelayanan kita pada penyerahan diri dan pengorbanan, pengampunan dan kerendahan hati.

Tuhan memberkati,
Kwang.

kembali ke awal



JUST LIKE THE OTHER SIDE OF A COIN

Singapore, 04 September 2002

Hujan rintik pagi tadi membuat aku semakin malas untuk berdiri dan bangun dari lelapnya tidurku. Tapi kusadari tak ada yang bisa kulakukan selain berdiri, meraih handukku dan mandi. Aku butuh ke kantor !

Sambil berjalan cepat menuju MRT, kuraih discmanku dan kuputar lagu favoritku dari album Giving My Best - You are the center of my Joy ! Bersiul siul aku masuk ke dalam MRT.

Tiba-tiba teringat aku akan sms tante Etty (Koordinator PDku) beberapa hari lalu yang ia kutip dari salah satu ayat ," kamu telah memulai dari Roh maukah kamu mengakhirinya di dalam daging ?". Terdiam aku sambil berdiri diantara jepitan orang orang yang tak ku kenal. MRT melaju seiring pikiranku melaju, sampai kapankah aku akan terus begini ? terpuruk dalam kekalahan yang kembali kurasakan. Terpuruk dalam perasaan yang hampa dan tak terarah. Aku ingin BEBAS ! Aku ingin LEPAS !

Aku, seorang manusia yang dengan berani mengatakan bahwa aku adalah seorang katolik, anak Bapa, hamba Sang Raja. Tetapi, aku yang sama juga menjadi seorang pencuri dalam kesombonganku, aku yang sama juga telah melanggar janji-janjiku kepada sang raja, aku pula yang mengambil semua hadiah dari sang raja dengan cuma cuma tetapi tidak bertanggung jawab atas semuanya itu. Yang membuat aku jatuh dalam kesalahan dan kebodohanku... LAGI.

Kuraih buku renunganku, SABBATH, ku buka bacaan renungan hari ini ... As a coin has two faces, inseparable from each other ....Baru baris pertamaku baca, kembali aku terdiam. Ya, seperti dua bagian dari sebuah koin. Begitulah diriku. Disatu sisi aku rindu sekali mengikuti kehendak Bapaku, tetapi disatu sisi lain tersimpan kebusukanku yang tidak berani aku tunjukkan pada orang orang disekitarku. Segala kemalasan, keirian, sok suci, sensitif, cepat tersinggung, lupa akan janji dan komitmen, alasan alasan bodoh yang selalu aku buat untuk melindungi diriku.

Tapi kusadari juga bahwa itu tidak terpisahkan dari diriku. Kuingat saat saat aku berdoa tadi malam setelah sekian lama aku berlari dari semuanya itu, kutumpahkan semua perasaan itu kepada DIA yang selalu setia kepadaku. I want to be healed, I said. Ya, aku ingin bagian lain dari koin itu diubahkan.

Seiring aku membaca, kutatap ayat yang berbunyi..
"karena itu, yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan (1 Kor 3 :7)". "Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah (Ayat 9)". Tertarik, kubaca terus ayat ayat selanjutnya," Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus".

Ahhh seperti seorang bodoh aku bergumam, tentu saja ! Hanya Yesus Kristus yang dapat membuat bagian koinku tersebut menjadi serupa dengan bagian lainnya.
"Tetapi kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah" (ayat 23) .... Ya aku adalah milik Allah, betapa bodohnya aku melupakan hal yang begitu istimewa dalam hidupku. Tanpa kusadari aku tersenyum, teringat akan kotbah tante winni dalam pertemuan kemarin. Katanya hamba, katanya anak, tapi ngasih 1 jam buat Raja and Yesus yang berkuasa dan bisa jalan diatas air aja ngga mau. Ehh malah cari tanda-tanda lain. Ya, kembali aku tersenyum.

Aku ingin menikmati dulu 'kenikmatan' yang menyakitkan ini, kataku kepada tante etty dalam keterpurukanku. Ah, betapa bodohnya aku.Ternyata aku masih mencari tanda tanda lain, tanda tanda yang aku pikir lebih berkuasa dari Yesus Kristus. Tanda-tanda lain yang aku kira bisa membawa aku ke dalam pertumbuhan dan pengenalan akan Dia. Betapa bodohnya aku, lupa bahwa sang pemberi tanda tersebut selalu ada didalam hatiku.

Mengalun suara Sidney Mohede dengan merdunya, sambil menutup mata ku ikuti lirik lagu tersebut .... "sekarangku memujiMu, Allah yang setia, yang tak pernah meninggalkan, perbuatan tanganMu. Sekarangku menyembahMu Allah yang mulia sempurnakan s'genap hidupku, agar indah bagiMu........."

Yang lagi bego.
Kwang

Pesan:
For those who feel that they are good enough to enter the Kingdom of God, pray.
For those who feel that they are not good enough to enter the Kingdom of God, pray.
As what Jesus need is only your love.

"Cintailah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap pikiranmu dan dengan segenap kekuatanmu,...Cintailah Tuhan Allahmu dengan segenap rohmu, dengan segenap jiwamu dan segenap tubuhmu"

kembali ke awal



HAPPY BIRTHDAY MOTHER

September 8, 2002 is the Mother Mary's Birthday, begitu yang dikatakan oleh Rm. Joseph pada perayaan ekaristi sabtu lalu. Terlihat begitu indah bunga bunga yang mengelilingi patung Maria di hadapan semua umat. Bahkan saat misa berjalanpun tetap ada beberapa umat yang tak henti hentinya menambahkan bunga bunga yang begitu indah disekeliling patung bunda Maria.

Aku duduk tersenyum melihat begitu banyak bunga di hadapanku, ah mungkin sekarang bunda maria sedang sibuk menata rumahnya di surga hahahaha. Begitu banyak anak-anaknya datang memberi hadiah; baik bunga, doa ataupun pujian.

Kembali aku tersenyum saat melihat umat berbondong bondong keluar untuk membeli lilin, saat diumumkan bahwa akan ada perarakan patung bunda maria tepat setelah misa selesai. Ternyata Bundaku ini laku juga dengan memakai nama Maria ternyata bisa jadi object marketing yang hebat hahahaha.

Maria, Ibuku, Ibu kita, Ibu segala bangsa. Sosok yang telah lama sekali aku kenal. Sejak aku duduk di bangku sekolah dasar mendengar pelajaran agama. Maria yang memberi contoh kerendahan hati yang sempurna dari seorang manusia. Yang memberi contoh ketaatan yang sempurna dari seorang manusia. Yang memberi contoh kesetiaan yang sempurna dari seorang manusia.

Ya, kadangkala aku dengar diriku atau temanku berkelit saat romo atau pengkotbah mengatakan lihatlah kesetiaan Yesus, ketaatan Yesus. Mereka sering berkelit dengan mengatakan," Ah, Yesus kan Tuhan, ceng li lah dia bisa setia and taat sampai mati". Ada benarnya sih J walau Yesus itu 100 % manusia dan 100 % Tuhan. At least dia itu Tuhan. Nah aku kembali tersenyum, kalau maria tentu aku tidak bisa berkelit lagi. Maria kan manusia seperti diriku.

Maria, hmm mungkin sudah bosan aku dengar ini. Yang perawan, yang menerima kabar dari malaikat Gabriel bahwa ia akan mengandung. Yang menerima segala hinaan, kan pada waktu dulu bisa dihukum mati tuh alias dirajam karena hamil tanpa nikah. Maria yang setia pada saat Yesus melayani, setia pada saat Yesus menderita, bahkan setia dibawah kaki salib pada saat Yesus mati. "Ibu, inilah anakmu. Dan inilah IbuMu". Kurang lebih begitulah kata-kata Yesus kepadaku sebagai muridnya.

Ya, Maria adalah Ibuku, sosok yang nyata, sosok seorang manusia yang setia. Dengan senang hati aku bersama teman-temanku mengangkat bunda pada saat acara perarakan, berkeliling gereja kami angkat bunda kami.

Mungkin sudah saatnya aku lebih lagi menanggapi cinta Tuhan melalui wujud bundaku ini. Sudah saatnya aku lebih menghormati bundaku. Sudah saatnya aku belajar lebih lagi setia seperti Maria yang setia. Belajar berkorban seperti Maria yang berkorban. Belajar berserah seperti Maria yang berserah. Hanya kepada Bapa.

Masih terngiang pesan romo Joe, biarlah kita dapat seperti lilin lilin yang kita nyalakan ini. Seperti Maria sendiri yang telah menjadi lilin bagi kita semua. Yang memberikan dirinya untuk menjadi terang bagi orang disekelilingnya. Yang memberikan segalanya habis terbakar untuk orang lain disekitarnya.

Selamat Ulang Tahun, bundaku. Semoga engkau tetap selalu menjadi bundaku untuk selama-lamanya. Menjadi bundaku yang berarti aku harus belajar menyerupai engkau yang setia sama seperti kakak sulungku, Yesus, dalam dirinya sebagai seorang manusia.

Salam maria penuh rahmat Tuhan sertamu,
Terpujilah engkau diantara wanita,
Dan terpujilah buah tubuhmu Yesus,
Santa maria bunda Allah,
Doakanlah aku yang berdosa ini,
Sekarang dan waktu aku mati.
Amin.


Tuhan memberkati,
kwang.

kembali ke awal



911 (NINE ONE ONE) A MEMORY

Singapore, 09 September 2002

Tak terasa satu tahun telah berlalu, masih kuingat setahun yang lalu saat peristiwa naas gedung World Trade Centre dihantam oleh 2 pesawat penumpang. Saat itu aku berada di rumah tante Julia bersama semua teman teman lain, habis pertemuan doa kalau tidak salah.

Siapa yang tidak ingat akan peristiwa itu? aku rasa semua ingat. Bahkan hari ini di setiap surat kabar diseluruh dunia, di internet dan semua media informasi tengah hangat hangatnya mengenang peristiwa itu. Bukan hanya ingat, siapa yang tidak tahu kalau film rekaman peristiwa tersebut bahkan mendapat nominasi 5 piala emmy award. Bukan main !!

Ya, semua orang ingat dengan jelas tragedi tersebut.

Kuraih Streats di depan Bedok MRT Station, mumpung masih gratis. "DID THEY WIN?" begitu besar terpampang tulisan yang isinya tak lain tentang kejadian WTC tahun lalu. Disertai dengan photo wajah wajah teroris yang kelihatan lugu dan cakep J (ngga seperti yang di film film actionnya arnold dech).

Wah Did They Win? Kutanya ke dalam hatiku. Well, kalau tujuannya untuk ngetop at least mereka udah berhasil karena wajah mereka terpampang dimana-mana, gratis! Ya, tak terasa satu tahun sudah dunia ini meributkan tentang teroris. Amerika, Inggris, Indonesia, Singapura, Malaysia, bahkan hampir semua negara dibelahan dunia ini ribut tentang teroris, walau negaraku sih kata pemerintahnya ngga ada teroris J. Hebat! Terorisnya jadi ngetop! Siapa tidak tau ama istilah Taleban pada masa sekarang ini. Siapa ngga tau tentang Suicide Bom di israel dll.

Sebenarnya aku sendiri bingung, kok istilah teroris ini menjadi tenar sekali dengan kejadian 11 September tahun lalu. Malahan mengalahkan peristiwa kematian dan derita Yesus 2002 tahun lalu. Atau mungkin sudah terlalu lama barangkali. Yesus mati 2002 tahun lalu, sedangkan WTC baru 1 tahun lalu. Memang yang meninggal dunia mencapai ribuan tahun lalu, and well, Yesus cuma seorang diri saja.

Ah, indahnya kalau semua isi koran ini menceritakan tentang bagaimana kasih Yesus menyelamatkan dunia dan mati bagi kita sehingga setiap orang yang membaca bisa saling mengasihi. Indahnya kalau semua orang takut ama Tuhan bukan ama teroris hehehe ngomongin Tuhan daripada ribut ngomongin teroris. Kapan yah?

Note: Sekedar iseng bermimpi tanpa rasa meremehkan atau melecehkan korban ataupun mereka yang terbeban dengan peristiwa september ini.

(Mari kita sediakan waktu kita utk berdoa bagi semua korban peristiwa WTC and berharap jangan ada lagi peristiwa seperti ini di negara manapun juga. Dan berdoa agar peristiwa ini tidak menjadi sumber alasan bagi negara negara untuk memulai perang yang notabener pasti bukan kehendak Tuhan). Yang lagi ngimpi.

kembali ke awal



YOU TOO CAN BE AN ANGEL

Singapore, 09 Oktober 2002

Selamat pagi, satu hari baru lagi aku dapati dari Tuhanku. Berjalan santai aku menuju Ang Mo Kio MRT. Lalu lalang penumpang yang penuh sesak kembali menjadi teman perjalananku menuju Expo, MRT terdekat kantorku.

Kucari sosok seorang Ibu tua yang selalu menarik perhatianku. Ah, kembali kulihat sang ibu berjalan tertatih menghampiri kereta. Ya, si ibu yang berjalan sambil memegang tongkat. Si Ibu yang buta.

Hampir setiap pagi aku melihat ia berjalan tertatih untuk masuk ke dalam kereta yang penuh sesak tersebut. Sebelum akhirnya turun di Cityhall dan berganti kereta menuju PayaLebar dimana ia turun dan hilang dari pandanganku.

Kesal rasanya melihat kerumunan orang orang yang, yach kalau boleh dikatakan egois sekali rasanya. Setiap hari kuperhatikan, dari sekian banyak orang yang berjalan dengan santai atau tergesa-gesa, hanya segelintir tangan yang mau membantu si ibu untuk berjalan. Bisa dibayangkan sibuknya dan tegangnya si ibu di tengah keramaian orang-orang yang menunggu datangnya kereta. Tertabrak kesana-kemari namun tetap berusaha melangkah sambil mengetukan tongkatnya ke depan.

Tuhan memang baik, tentu saja. Ia tak pernah meninggalkan ciptaanNya.

Selalu ada satu orang india yang sama, yang menemani sang ibu. Dalam keheningannya, lelaki itu berjalan dan menuntun si ibu. Seperti menuntun ibunya sendiri. Kuperhatikan apakah mereka saling mengenal, dan kusadari bahwa ternyata mereka asing satu sama lain.

Ya, seperti seorang malaikat pelindung saja lelaki itu. Dengan wajahnya yang tenang dia menemani si ibu. Walaupun saling diam, mungkin karena berbeda bahasa, si ibu rasanya tidak bisa berbahasa inggris.

Tapi tadi pagi tidak kulihat si malaikat itu. Namun seiring tanganku hendak menggapai si ibu, sebuah sosok tangan mendahuluiku. Ah seorang lelaki lain telah Tuhan lunakkan hatinya untuk membantu si ibu. Seorang india lain (hebat yach, mana org indonesia and singaporenya hahahaha). Dengan tampang yang gagah (yang ini rada seram), dia menuntun si ibu.

Tersenyum aku melihat semua itu, ah Tuhan memang baik.

Seiring kereta melaju, aku berpikir. Ya, akupun bisa menjadi malaikat malaikat kecil bagi si ibu. Tentu saja jika aku mau merendam semua keegoisanku, keegoisanku untuk lebih mementingkan diriku untuk mendapat tempat duduk di dalam kereta dan lebih memperhatikan orang yang membutuhkan disekitarku.

Ku raih buku tulisan Paus yang berjudul "Sahabat di tengah Sahabat", ku baca pesan beliau bagi kaum muda sedunia VII,
Flourish whereever you'll be planted… Tersenyum aku membaca kalimat itu, ya seperti 2 orang india yang baru kusebut, aku juga bisa memuliakan Tuhan dengan orang disekelilingku.

You too can be an angel, kukatakan itu dalam hatiku.

Bukan dengan hal hal yang besar, tetapi dalam hal hal yang kecil, dalam kesederhanaan Yesus yang telah di tunjukkan kedua 'malaikat' tersebut.

Paya Lebar, ah si ibu berdiri dari tempat duduknya dan berjalan keluar kereta. Bruk, tak sadar ia menabrak seorang wanita. Dan dengan senyum manisnya, wanita tersebut menuntun tangan si ibu menuju eskalator dan hilang dari pandanganku.

Ah, satu malaikat lagi yang Tuhan kirimkan bagi si ibu.

Dan ya, You too can be an angel.

Tuhan memberkati,
Kwang

kembali ke awal




About Me
My Prayer Group
My Community
My Sharing
My Photo's
Sign Guestbook
View Guestbook